Jakarta,
BeriTanya --
Sekretaris Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP), Trian Yunanda, mengungkapkan bahwa pembangunan satu Kampung
Nelayan Modern (Kalamo) di Desa Samber-Binyeri, Biak Numfor, Papua, membutuhkan
anggaran sebesar Rp22,1 miliar.
Meskipun awalnya KKP ditugaskan
untuk membangun 10 Kalamo, setelah dihitung-hitung, anggaran tersebut ternyata
hanya cukup untuk membangun satu Kalamo di desa tersebut. Hal ini disebabkan
oleh penataan ulang dari nol yang dilakukan KKP saat membangun kampung nelayan
tersebut.
Alokasi anggaran sebesar Rp22,1
miliar akan digunakan untuk berbagai fasilitas, termasuk dermaga dan tambahan
perahu, jalan akses dan jalan kawasan, instalasi air bersih, Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL), Mandi Cuci Kakus (MCK), penerangan, gardu pandang,
shelter perdaratan, turap beton, dan pedestrian.
Selain itu, anggaran tersebut juga
mencakup pembangunan fasilitas pengusahaan perikanan, seperti kantor koperasi
pengelola, pabrik es portabel kapasitas 3 ton, gudang beku portabel kapasitas
10 ton, sarana perbaikan kapal, sentra kuliner, kios persediaan, bengkel
nelayan, dan kendaraan berpendingin roda 4.
Anggaran juga akan digunakan untuk
peningkatan kapasitas dan produktivitas usaha perikanan, melibatkan fasilitasi
dan pendampingan kelembagaan dan usaha, program magang koperasi, pelatihan
perawatan mesin kapal perikanan, dan bimbingan teknis sertifikasi kecakapan
nelayan.
Program Kalamo merupakan inisiatif
pemerintah untuk mengubah kampung nelayan tradisional menjadi modern dengan
fasilitas pengusahaan perikanan yang dapat meningkatkan produktivitas,
kompetensi masyarakat, dan pertumbuhan ekonomi.